Selasa, 12 November 2013

Ice Cream

Yang Tita tau sejak dulu kecil, ice cream itu minuman favorit yang digemari anak-anak,, bahkan dewasa ini Tita pun sangat menyukainya ,gadis yang saat ini akan menyandang gelar S1. Kuliah membuat Tita kadang harus frustasi, bahkan teman akrabnya sampai saat ini yang selalu mensuport dia dalam masalah, bukanlah kekasihnya , melainkan Ice Cream , manis dan dingin yang selalu membuat dia tak bisa menghindar dari rasanya.
Ira itulah sahabat kekasih ku,, yang memang dikenal sejak lama olehnya, garang memang melihatnya selalu pergi bersama, tapi inilah jalan Tita. Tita lebih memilih banyak dirumah dengan mengkoleksi setipa cerita fiksinya. Karna yang Tita tau, cinta itu takan pernah abadai, seperti tulisan ceritannya yang ke 35. Dengan bertemankan suara lembut penyiar radio ternama, dan lantunan musik merdu yang keluar dari sepaker radio kecil yang masih saja tertata rapih diatas meja belajar Tita.  Diterangi sebuah lampu belajar berdiri tega, dengan warna merah muda yang mecolok. Tak lepas dari pandangan , tepat disudut kotak pensil berbentuk hati , bersandang sebuah bingkai foto, ya.. foto Tita dengan Nudi . Terkadang Tita hanya mampu melepas rindu dengan memandang Nudi yang tersenyum lebar sambil memeluk Tita erat dalam bingkai.

"Nudi,, aku kini rasanya seperti penggemar mu, yang hanya bisa memandang mu dari balik bingkai, tapi wujudmu saja aku tak pernah lagi melihat" dilirknya foto manis yang masih berjejer rapih , memenuhi meja belajar, sambil melanjutkn referensinya . 

Sebuah alaram pengingat , bukan untuk membangunkan Tita dengan paksa ditegah malam jam 12 ini, melainka alaram pengingat anniversary yang ke -3 tahun. Komitmen yang bodoh dan aku mau saja melakukannya. Ini sebuah cinta atau perjanjia khusus sebuah ikatan? begitu banyak kebingungan, keganjalan, pertanyaan yang ingin Tita sampaikan pada Nudi. Namun beberapa bulan ini Nudi sibuk mempersiapkan pelatihan Bandnya. Nudi memang sangat akitif dalam dunia seni, itu yang membuat Tita tidak akan pernah mencurigainya berpacaran lagi dengan wanita lain, walau bertemu dengannya saja Tita benar-benar serasa seperti penggemar yang dibatasi .

**
Ice Cream yang baru saja Tita keluarkan dari lemari es menemaninya untuk menyambut pagi ini, tumpukan kertas referensi yang kini sudah tersusun rapih akan segera diberikan kepada dosen pembimbingnya pagi ini. Dengan menggunakan vespa kesayangannya Tita meluncur ke kampus tak lupa sebuah boneka kecil tergantung manis tepat didepan motor vespanya . Lagu manis yang selalu mengiringi perjalanannya One last Cry yang dipopulerkan oleh Brian McKnight ,itu sempat membuat Tita meneteskan air mata.
Pagi ini kampus terlihat lebih ramai , akhirnya Tita tergerak untuk menghampiri lapangan kampus yang cukup luas, bahkan lebih luas dari ukuran rumahnya. Namun disana ternyata tepat disamping Tita ada Ira yang berdiri manis sambil menggenggam i-phone nya. Pernyataan pun keluar dari bibirnya yang merah karna warna lipsstic
"Titaa...gua pikir udah gak ada apa-apa lagi loe sama nudi" pernyataan ira yang memvonis begitu saja hubungan Tita.
"Maksudnya" dengan muka datar dan tidak tau apa-apa Tita pun menjawab.
Dengan bangga Ira menunjukan foto mesranya dengan Nudi, Aku sudah berfikir demikian sejak lama, namun aku hanya ingin mendengar langsung dari mulutnya.
Event yang berlangsung cukup lama , suara bising yang membuat percakapan antara dua wanita tidak begitu
terdengar oleh sekeliling. Membuat Tita sentak tersadar , referensi yang masih digengamnya belum juga diberikan kepada dosen, segera Tita meninggalkan Ira begitu saja sambil mengambil langkah seribu, bak seorang dalam medan tempur.
Dalam lari batin Tita melakukan konflik, "Apa benar mereka ada hubungan khusus", "Apa iya,, dia sudah 'tak menganggap ku kekasihnya" , "begitukah cepat hubungan ini" ...."Mungkin itu hanya sekedar foto, dan tak ada arti" 
Setelah memberikan berkas-berkas ke ruang dosen , Tita enggan untuk bertemu Nudi dan mencoba mengibur sendiri di balkon kampus lantai lima, yang tepat menghadap ke Timur terlihat semua pemandangan gedung yang tinggi, angin kencang membuat suasana Tita sedikit membaik. Sambil menyanyikan sebuah lagu

One last Cry
I saw you holding hands
standing close to someone else
Now I sit all alone
wishing all my feeling was gone.
"Akhirnya kita bertemu yahh,,, sudah berapa lama kita tidak berdua seperti ini?"

Dari arah belakang terdengar suara yang tak asing untuk Tita,, suara besar itu muncul lagi setelah sekian lama tidak terdengar. Tak lama asal suara itu muncul , kini berada disamping Tita, tersenyum manis, dan mengembalikan memori yang ada.

"ehh" dengan heran aku melihatnya, mungkin terasa asing, karna sudah berbulan-bulan tak melihat.

"Apa kabar, ?" sambil memberikan senyuman terbaiknya

Di tatapnya dalam-dalam sosok Nudi yang kini tepat dihadapannya,dalam batin , Tita merasakan dia bukan lagi kekasihnya, terasa asing dalam lingkaran kecil itu, tidak ada lagi rasa, dan Tita pun tak menemukan sisi kasih sayang dikedua mata Nudi .

"Kamu itu seperti ice cream, manis.. namun dingin untuk dirasakan, terlalu dingin untuk bersandar, terlalu mudah mencair dan menghilang"
Kalimat terakhir yang diucapkan Tita , tanpa ada sedikit penjelasan dari Nudi.

 Dalam jalan yang hampa , lorong kampus yang sunyi disanalah Tita bersandar....mengelaurkan tangisannya
Beginikah yang harus ku lalui,, mempertahankan yang tak pernah terlihat, melepaskan saat bertemu.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar